Shopping Cart

No products in the cart.

Shopping Cart

No products in the cart.

Domino Effect dari Perubahan Teknologi pada Pendidikan

Domino Effect dari Perubahan Teknologi pada Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merencanakan transformasi teknologi pendidikan sebagai langkah strategis untuk membawa pendidikan Indonesia ke arah kemajuan. Selain itu, langkah transformasi dimaksudkan untuk menyelesaikan berbagai masalah dan kebutuhan dunia pendidikan di era digital.

Perkembangan teknologi pendidikan kontemporer ini cukup signifikan. Dalam waktu kurang dari tiga tahun, proses transformasi telah memiliki dampak yang signifikan dan langsung pada masyarakat pendidikan di Indonesia. Platform Belajar Merdeka adalah salah satu contoh transformasi yang sedang berjalan dengan baik. Alumni pendidikan memiliki akses ke pengembangan diri melalui platform ini, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek pada akhir September 2022 menyatakan bahwa 1,6 juta guru telah memanfaatkan dan mengakses platform gratis tersebut. Terbentuknya 3.500 komunitas belajar guru dan akumulasi sekitar 55.000 konten belajar mandiri yang dibuat oleh guru adalah efek tambahan dari transformasi tersebut.

Lebih dari 141.000 sekolah dan madrasah telah mendapat manfaat dari penggunaan Rapor Pendidikan untuk mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, dan kualitas pembelajaran melalui platform Merdeka Belajar. Selain itu, lebih dari 92.000 konten pembelajaran telah diunggah oleh guru sebagai cara aktualisasi potensi mereka sendiri dan untuk menginspirasi, menstimulasi, dan mengapresiasi sesama guru.

Selain itu, perubahan teknologi pendidikan mengharuskan guru dan kepala sekolah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang 280 indikator Asesmen Nasional. Ini akan mendorong mereka untuk memikirkan kembali dan melakukan perbaikan berdasarkan nilai Rapor Pendidikan.

Pada tingkat perguruan tinggi, Kemendikbudristek menyatakan bahwa perubahan teknologi pendidikan telah membantu mendukung lebih dari 724.000 siswa melalui program Kampus Merdeka, melibatkan lebih dari 2.700 dunia usaha dan dunia industri (DUDI), dan melibatkan 43.000 praktisi dan profesional dalam program Praktisi Mengajar.

Penulis percaya bahwa transformasi teknologi pendidikan yang signifikan telah memiliki dampak positif pada dunia pendidikan di negara mereka. Pertama, platform Cerdas Merdeka Belajar dibuat untuk menjadi ajang “provokasi” bagi guru dan penggiat pendidikan lainnya untuk bersaing untuk mengunggah dan menyebarkan karya kreatif mereka. Dengan cara yang mirip dengan pasar, platform Merdeka Belajar telah berkembang menjadi ajang untuk mempromosikan berbagai ide dan barang yang dibuat oleh guru untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Kedua, kebiasaan positif telah muncul di dunia pendidikan berkat kemajuan teknologi pendidikan. Sebagai bagian penting dari proses pembelajaran “dipaksa”, guru dan siswa harus belajar menggunakan teknologi dengan lebih baik https://cipta-kreasi.com/ dan menggunakannya dengan baik dalam berbagai aktivitas pendidikan. Dalam hal ini, transformasi teknologi pendidikan sangat penting untuk membangun budaya dan karakter yang baik bagi warga pendidikan. Ini adalah kebutuhan zaman yang tidak dapat dihindari.

Ketiga, teknologi pendidikan yang berubah, terutama Rapor Pendidikan, dapat memberikan gambaran objektif tentang kondisi sekolah dan madrasah di seluruh negeri. Ini adalah alat dan faktor penting bagi pemangku kepentingan pendidikan untuk melakukan refleksi, evaluasi, pemantauan, dan revitalisasi setiap institusi pendidikan. Selain itu, rapor pendidikan membantu dinas pendidikan di daerah dan madrasah untuk mempercepat kemajuan mereka sendiri dan lembaga.

Keempat, transformasi teknologi pendidikan juga mampu menghadirkan semangat kompetisi yang sehat dan terbuka di dunia pendidikan, baik di kalangan sekolah/madrasah, maupun perguruan tinggi. Lembaga pendidikan secara tidak sadar dibawa ke ranah kompetisi yang positif sekaligus menjadi seleksi alam bagi lembaga pendidikan tersebut apakah dapat bertahan (survive) atau tidak di era disruptif ini. Kompetisi yang ada tentunya berdampak positif bagi masyarakat karena mereka semakin memiliki banyak pilihan untuk memilih lembaga pendidikan yang dinilai baik, sesuai, dan memenuhi harapan.