Ajisen Ramen: Rantai Ramen Global dengan Sentuhan Tonkotsu Khas
Ajisen Ramen adalah jaringan restoran cepat saji yang berbasis di Jepang yang mengkhususkan diri dalam hidangan sup mie ramen Jepang. Didirikan pada tahun 1968 di Kumamoto, Jepang, oleh Takaharu Shigemitsu, merek ini telah berkembang menjadi kehadiran global dengan lebih dari 750 lokasi di seluruh dunia. Restoran ini terkenal dengan kaldu tonkotsu (tulang babi) khasnya, yang kaya, lembut, dan diresapi dengan rasa bawang putih—sentuhan unik yang membedakannya dari ramen tradisional ala Kyushu.
Asal dan Ekspansi
Ajisen Ramen didirikan dengan visi menghadirkan ramen otentik namun dapat diakses ke khalayak yang lebih luas. Pendirinya, awalnya bernama Liu Tan Hsiang, memodifikasi kaldu tonkotsu tradisional untuk menciptakan profil rasa yang berbeda yang menjadi ciri khas Ajisen Ramen. Perusahaan berkembang pesat, pertama waralaba di Jepang dan kemudian pindah ke pasar internasional. Saat ini, Ajisen Ramen memiliki lokasi di seluruh Asia, Amerika Utara, Oseania, dan bahkan sebagian Eropa.
Fitur Tanda Tangan
Ajisen Ramen bangga dengan kaldu putihnya, yang dimasak perlahan untuk mengekstrak rasa umami yang dalam. Restoran ini juga menawarkan berbagai topping ramen, termasuk chashu (daging babi rebus), telur rebus, rebung, dan daun bawang. Mienya lurus dan keras, dirancang untuk melengkapi kekayaan kaldu. Selain ramen, menunya meliputi hidangan nasi, bentos, dan makanan pembuka seperti gyoza (pangsit Jepang).
Kehadiran Global
Ajisen Ramen telah berhasil beradaptasi dengan pasar yang berbeda sambil mempertahankan identitas intinya. Di Cina, merek ini memiliki lebih dari 590 lokasi, dengan Shanghai sendiri menjadi tuan rumah 132 gerai. Di Kanada, Ajisen Ramen memiliki beberapa lokasi di Toronto, Markham, dan Windsor. Amerika Serikat menampilkan restoran Ajisen Ramen di Los Angeles, New York City, dan San Francisco. Merek ini juga telah berkembang ke Kamboja, dengan lokasi di Phnom Penh yang menyajikan hidangan Jepang dan Asia.
Tantangan dan Kontroversi
Terlepas dari kesuksesannya, Ajisen Ramen telah menghadapi tantangan. Pada tahun 2011, perusahaan didenda 200.000 yuan di China https://www.mexicolindonyc.com/ karena salah mengartikan kandungan nutrisi supnya. Selain itu, kontroversi perekrutan pada tahun 2013 menyebabkan pengunduran diri seorang eksekutif yang baru ditunjuk setelah pengungkapan tentang masalah hukumnya di masa lalu..
Kesimpulan
Ajisen Ramen tetap menjadi kekuatan dominan dalam industri ramen, memadukan tradisi dengan inovasi. Ekspansi global dan komitmennya terhadap kualitas telah memperkuat reputasinya sebagai tujuan utama bagi pecinta ramen. Baik Anda berada di Tokyo, Phnom Penh, atau Toronto, Ajisen Ramen menawarkan semangkuk mie yang menenangkan dengan sejarah yang kaya di baliknya.